Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berfikir yang sistematik
untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin
bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat
dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif. Perbedaan dasar
diantara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progesi
secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus
sementara dengan induktif, dinamika logisnya justru sebaliknya dari bukti –
bukti khusus kepada kebenaran atau kesimpulan yang umum. Perbedaan antara
keduanya, dapat digambarkan sebagai berikut.
Dalam materi ini akan dibahas mengenai penalaran
induktif dan juga macam-macam dari penalaran induktif.
Penalaran induktif
Merupakan proses berpikir yang
bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
kesimpulan (inferensi) atau dapat diartikan juga sebagai penarikan kesimpulan
berupa prinsip atau bersikap umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.
Contoh dari penalaran induktif
adalah :
Kucing mempunyai kelanjar susu untuk
menyusui anaknya. Sapi mempunyai kelenjar susu untuk menyusui anaknya. Anjing
mempunyai kelanjar susu untuk menyusui anaknya.
Kesimpulan : semua hewan yang
mempunyai kelenjar susu dapat menyusui anaknya.
Ada pun macam-macam dari penalaran induksi,
yaitu:
Generalisasi
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena atau peristiwa individual (khusus) untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut. Generalisasi dapat diartikan juga sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar peristiwa. Generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh data statistic dan lain-lain.
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena atau peristiwa individual (khusus) untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut. Generalisasi dapat diartikan juga sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar peristiwa. Generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh data statistic dan lain-lain.
Contoh dari generalisasi:
Pemakaian bahasa Indonesia diseluruh
Indonesia baik dari generasi yang dahulu maupun generasi yang sekarang blum
dapat diseragamkan. Perbedaan dapat dilihat mulai dari struktur kalimat maupun
dalam hal pengucapan. Contoh lainnya dalam penyampaina yang ada pada surat
kabar, pembawa acara radio maupun televisi masih belum dapat dikatakan benar
karena sudah dapat bahasa pergaulan yang lebih umum untuk disampaikan dari pada
bahasa Indonesia yang baik dan benar itu sendiri. Fakta-fakta yang ada ini
masih menunjukkan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditinggatkan lebih
banyak lagi agar dapat tercapainya keselarasan dalam berbahasa.
Macam-macam generalisasi:
Generalisasi sempurna (generalisasi
dengan loncatan)
fakta yang digunakan belum
mencerminkan seluruh fenomena atau peristiwa yang ada akan tetapi seluruh
fenomena yang ada dapat menjadi dasar penyimpulan.
Contoh : Hampir semua anak kelas 3 mengambil
bagian dalam mengisi acara untuk perpisahan akhir tahun nanti.
Generalisasi tidak sempurna
(generalisasi tanpa loncatan)
fakta yang diberikan cukup banyak
dan meyakinkan dan sebagian fenomena dapat digunakan untuk mendapatkan
kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh : Semua anak-anak menyukai
makanan yang manis-manis.
Analogi
Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain dengan cara membandingkan peristiwa yang ada dengan peristiwa sebelumnya, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Dengan kata lain penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.
Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain dengan cara membandingkan peristiwa yang ada dengan peristiwa sebelumnya, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu hal berlaku juga untuk hal lain. Dengan kata lain penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.
Contoh :
Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.
Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.
Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat)
merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa
yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu
gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab.
Cara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan.
Cara berpikir seperti itu sebenarnya lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu pengetahuan.
Contoh:
1) Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya. Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah pertanda akan turun hujan (akibat).
2) Seorang petani menanam berbagai jenis pohon dipekarangannya, tanaman tersebut dia sirami, dia rawat dan dia beri pupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati dia cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak da dipenuhi rayap. Berdasarkan temuannya itu, petani tersebut menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar