Nama :
·
Dimas
Fahriza Ismail (22210031)
·
Listyaji Kusprimadiyanto
(24210053)
Tugas
Akuntansi Internasional
SEVEN
ELEVEN
Profil
Perusahaan Sevel
7
Eleven merupakan salah satu jaringan ritel convenience store kelas dunia yang
tersebar di 18 negara di dunia dengan jumlah outlet lebih dari 36.000 outlet.
Di kawasan Asia dan Australia ritel ini sudah ada di 11 negara.
7-Eleven
adalah jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat
yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co.,
sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun 2004, lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven
tersebar di 18 negara, diantara pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat dan
Jepang.
Sejarah Perusahaan Sevel
Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas (kini masuk
wilayah Dallas), nama “7-Eleven” mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko
24 jam pertama dibuka di Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari jam
7 pagi hingga 11 malam, dan karenanya bernama “7-Eleven” (7-Sebelas).
Tahun
1991, Southland Corporation yang merupakan pemilik 7-Eleven, sebagian besar
sahamnya dijual kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, Ito-Yokado.
Southland Corporation lalu diubah namanya menjadi 7-Eleven, Inc pada tahun
1999. Tahun 2005, seluruh saham 7-Eleven, Inc diambil alih Seven & I
Holdings Co. sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pihak
Jepang.Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan,
minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti
pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven
adalah Slurpee, sejenis minumas es dan Big Gulp, minuman soft drink berukuran
besar.
Sevel di
Indonesia
Masuknya 7 Eleven ke Indonesia melalui jalur franchise oleh
PT. Modern Internasional Tbk (juga distributor tunggal produk Fuji Film Jepang
di Indonesia) melalui anak perusahaannya, PT Modern PutraIndonesia. Seperti
diberitakan di situs
resminya pembukaan gerai pertama kali yaitu pada tanggal
07 November 2009 di daerah Bulungan, Jakarta Selatan. Pembukaan dilakukan oleh
empat orang secara bersamaan, Bapak Sungkono Honoris, Bapak Luntungan Honoris,
dan Bapak Siwi Honoris mewakili PT Modern PutraIndonesia, dan Bapak Bob
Jenkins, mewakili Principal 7 Eleven.
Indonesia
adalah termasuk negara ke-12 di kawasan Asia dan Australia dengan keberadaan 7
eleven didalamnya. Bisa dipastikan dunia bisnis ritel di Indonesia akan semakin
bergairah dengan semua tantangan dan peluangnya. Hingga saat ini sudah banyak
muncul para pemain dalam bisnis ritel ini dari mulai kelas mini market,
supermarket hingga hypermarket. Tidak hanya ritel lokal saja, ritel asing yang
masuk melalui system kewaralabaan juga sudah mulai bermunculan.
Strategi
Pemasaran
7-Eleven mencoba
membidik youth sebagai target mereka. Toko yang semula hanya diposisikan
sebagai tempat yang nyaman untuk berbelanja dan makan siang, kini diposisikan
sebagai tempat yang nyaman untukhangout. Anak muda dapat nongkrong dengan
nyaman di 7-Eleven manapun, dan jam berapa pun. Tempat duduk dan payung
disediakan untuk kenyamanan kawula muda dalam menghabiskan waktu bersama dengan
teman-teman. 7-Eleven kini tidak lagi dicitrakan sebagai convenience store, tetapi
lebih mirip seperti kombinasi antara restoran, minimarket, dan tempat hangout. Kualitas
produk yang ditawarkan pun dapat dibilang bagus, dan yang paling penting,
dengan harga yang cukup terjangkau untuk kantong anak muda. Di Jakarta, gerai
7-Eleven tersebar di mana-mana, mulai dari Jakarta Timur, Barat, Pusat, hingga
Selatan. Untuk urusan promosi, 7-Eleven sudah mulai beriklan menggunakan billboard.
Paket sarapan pagi sudah terlihat terpampang menghiasi beberapa billboard di
kawasan Jakarta Selatan. 7-Eleven juga mulai memanfaatkan beberapa social
media, seperti Twitter dan Foursquare. Strategi ini sejalan dengan
salah satu generic strategies yang diformulasikan oleh
MarkPlus untuk menggarap segmen youth, yaitu media
excitement, pemanfaatan social media untuk
menimbulkan ketertarikan youthdalam membentuk kelompok dan
melakukan conversation.
Strategi yang dijalankan oleh 7-Eleven telah berhasil membuat mereka menjadi benar-benar berbeda dengan para pesaingnya. Menurut saya, 7-Eleven berhasil memiliki color, authenticity, dan aura sendiri dibandingkan dengan para kompetitornya.
Strategi yang dijalankan oleh 7-Eleven telah berhasil membuat mereka menjadi benar-benar berbeda dengan para pesaingnya. Menurut saya, 7-Eleven berhasil memiliki color, authenticity, dan aura sendiri dibandingkan dengan para kompetitornya.
Sehingga mungkin tidak berlebihan bila
saya katakan:“7 + 11 = YOUTH (7-Eleven is Youth)”
Jenis Perusahaan dan Jenis Kerja Sama
Pada bulan April 2009,
7-Eleven mengumumkan rencana untuk mengembangkan usahanya di Indonesia. Adapun
perjanjian ini dikemas dalam bentuk Master Franchise dengan Modern Putra
Indonesia, anak perusahaan dari Modern Group - distributor Fuji Film di negeri ini.
Sebagai langkah awal, Modern Putra Indonesia berniat untuk fokus kepada
pembukaan toko 7-Eleven di Jakarta. Mereka bermaksud untuk menggarap area yang
padat penduduk dan wilayah perkantoran. 7-Eleven mencoba memposisikan diri
sebagai tempat yang nyaman untuk berbelanja dan makan siang. Namun demikian,
rencana ini bukanlah tanpa hambatan. Timbul kekhawatiran bahwa jaringan
7-Eleven hanya akan berubah menjadi “neraka” bagi kelangsungan hidup para
pedagang kecil. Hal ini sedikit banyak membuat 7-Eleven menjadi sorotan
pengawasan dari instansi pemerintahan yang terkait sebagai bentuk akomodasi
kepentingan dari pengusaha kecil di sektor tersebut. Tingkat persaingan yang
tinggi juga menjadi kendala bagi 7-Eleven. Saat ini sudah cukup banyak convenience store yang
mencoba membidik target yang sama. Menurut catatan saya, setidaknya sudah ada
empat pesaing terdekat 7-Eleven di Jakarta, yaitu Indomaret, Alfamart, Alfa
Midi, dan Circle K. Tanpa diferensiasi yang kuat, 7-Eleven hanya akan mampu
meramaikan pasar yang sudah cukup ramai, dan sulit menjadi market
leader.
Direktur Keuangan PT Modern Internasional
Tbk, Donny Sutanto mengaku, perseroan telah mempunyai ragam strategi untuk
melibas kompetitor di bisnis convenience store, di antaranya Lawson, Indomart
Point, Circle K dan lainnya.
"Kami tidak bisa menghentikan kompetisi, tapi kami tetap fokus kepada konsumen dan mengawasi mereka (kompetitor). Kami juga sudah menyiapkan inovasi di makanan cepat saji sebagai langkah menghadapi persaingan," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Emiten berkode MDRN ini, tambah Donny, akan melakukan sejumlah langkah pengembangan, meliputi, pengembangan format gerai baru dan inovasi memberikan variasi makanan serta minuman lebih banyak setelah 4 tahun beroperasi. Misalnya meluncurkan produk baru fresh noodle, penambangan lini produk ayam goreng, es krim, dan sebagainya.
"Ekspansi 96 gerai baru di tahun depan dengan format yang lebih kecil, termasuk di stasiun kereta api, apartemen, dan mal. Juga fokus menyelesaikan pembangunan gudang dan pabrik makanan untuk menunjang gerai-gerai baru itu,"
Selain itu, perseroan pun akan mengembangkan pusat pelatihan guna mendukung rekrutmen dan pelatihan karyawan 7 Eleven, pengembangan infrastruktur teknologi serta melakukan pemasaran secara massif.
Langkah krusial lain, tambah Donny, perseroan telah melakukan penandatanganan kerja sama membuat satu perusahaan patungan (joint venture) dengan vendor makanan Jepang, Warabeya Nichiyo Co Ltd. Penandatanganan MoU sudah berlangsung 25 Okober lalu. Kini, dia bilang, tengah menyelesaikan JV agreement yang diharapkan bisa selesai pada akhir tahun depan.
"Kami akan alih fungsikan pabrik film dan kamera menjadi
pabrik makanan dan minuman di Cakung seluas 5 hektare (ha). Pabrik ini akan
memproduksi makanan dan minuman lokal mengadopsi dari keahlian Warabeya,"
terang dia.
Kerja sama dengan porsi kepemilikan saham 65% Modern
Internasional dan Warabeya 35% dari total investasi itu, diharapkan mampu
mendorong pengembangan produk makanan segar. Diikuti dengan penambahan variasi,
peningkatan kualitas, perbaikan kemasan dan daya tahan dari makanan itu tanpa
mengurangi kualitas.
Logo Seven Eleven