Senin, 30 Juni 2014

Seven Eleven

Nama :
·        Dimas Fahriza Ismail (22210031)
·        Listyaji Kusprimadiyanto (24210053)
Tugas Akuntansi Internasional

SEVEN ELEVEN

Profil Perusahaan Sevel
7 Eleven merupakan salah satu jaringan ritel convenience store kelas dunia yang tersebar di 18 negara di dunia dengan jumlah outlet lebih dari 36.000 outlet. Di kawasan Asia dan Australia ritel ini sudah ada di 11 negara.
7-Eleven adalah jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun 2004, lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di 18 negara, diantara pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat dan Jepang.
Sejarah Perusahaan Sevel

Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas (kini masuk wilayah Dallas), nama “7-Eleven” mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko 24 jam pertama dibuka di Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam, dan karenanya bernama “7-Eleven” (7-Sebelas).
Tahun 1991, Southland Corporation yang merupakan pemilik 7-Eleven, sebagian besar sahamnya dijual kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, Ito-Yokado. Southland Corporation lalu diubah namanya menjadi 7-Eleven, Inc pada tahun 1999. Tahun 2005, seluruh saham 7-Eleven, Inc diambil alih Seven & I Holdings Co. sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pihak Jepang.Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minumas es dan Big Gulp, minuman soft drink berukuran besar.
Sevel di Indonesia
Masuknya 7 Eleven ke Indonesia melalui jalur franchise oleh PT. Modern Internasional Tbk (juga distributor tunggal produk Fuji Film Jepang di Indonesia) melalui anak perusahaannya, PT Modern PutraIndonesia. Seperti diberitakan di situs resminya pembukaan gerai pertama kali yaitu pada tanggal 07 November 2009 di daerah Bulungan, Jakarta Selatan. Pembukaan dilakukan oleh empat orang secara bersamaan, Bapak Sungkono Honoris, Bapak Luntungan Honoris, dan Bapak Siwi Honoris mewakili PT Modern PutraIndonesia, dan Bapak Bob Jenkins, mewakili Principal 7 Eleven.




Indonesia adalah termasuk negara ke-12 di kawasan Asia dan Australia dengan keberadaan 7 eleven didalamnya. Bisa dipastikan dunia bisnis ritel di Indonesia akan semakin bergairah dengan semua tantangan dan peluangnya. Hingga saat ini sudah banyak muncul para pemain dalam bisnis ritel ini dari mulai kelas mini market, supermarket hingga hypermarket. Tidak hanya ritel lokal saja, ritel asing yang masuk melalui system kewaralabaan juga sudah mulai bermunculan.

Strategi Pemasaran

7-Eleven mencoba membidik youth sebagai target mereka. Toko yang semula hanya diposisikan sebagai tempat yang nyaman untuk berbelanja dan makan siang, kini diposisikan sebagai tempat yang nyaman untukhangout. Anak muda dapat nongkrong dengan nyaman di 7-Eleven manapun, dan jam berapa pun. Tempat duduk dan payung disediakan untuk kenyamanan kawula muda dalam menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman. 7-Eleven kini tidak lagi dicitrakan sebagai convenience store, tetapi lebih mirip seperti kombinasi antara restoran, minimarket, dan tempat hangout. Kualitas produk yang ditawarkan pun dapat dibilang bagus, dan yang paling penting, dengan harga yang cukup terjangkau untuk kantong anak muda. Di Jakarta, gerai 7-Eleven tersebar di mana-mana, mulai dari Jakarta Timur, Barat, Pusat, hingga Selatan. Untuk urusan promosi, 7-Eleven sudah mulai beriklan menggunakan billboard. Paket sarapan pagi sudah terlihat terpampang menghiasi beberapa billboard di kawasan Jakarta Selatan. 7-Eleven juga mulai memanfaatkan beberapa social media, seperti Twitter dan Foursquare. Strategi ini sejalan dengan salah satu generic strategies yang diformulasikan oleh MarkPlus untuk menggarap segmen youth, yaitu media excitement, pemanfaatan social media untuk menimbulkan ketertarikan youthdalam membentuk kelompok  dan melakukan conversation. 

Strategi yang dijalankan oleh 7-Eleven telah berhasil membuat mereka menjadi benar-benar berbeda dengan para pesaingnya. Menurut saya, 7-Eleven berhasil memiliki color, authenticity, dan aura sendiri dibandingkan dengan para kompetitornya.
Sehingga mungkin tidak berlebihan bila saya katakan:“7 + 11 = YOUTH (7-Eleven is Youth)”







Jenis Perusahaan dan Jenis Kerja Sama

Pada bulan April 2009, 7-Eleven mengumumkan rencana untuk mengembangkan usahanya di Indonesia. Adapun perjanjian ini dikemas dalam bentuk Master Franchise dengan Modern Putra Indonesia, anak perusahaan dari Modern Group - distributor Fuji Film di negeri ini. Sebagai langkah awal, Modern Putra Indonesia berniat untuk fokus kepada pembukaan toko 7-Eleven di Jakarta. Mereka bermaksud untuk menggarap area yang padat penduduk dan wilayah perkantoran. 7-Eleven mencoba memposisikan diri sebagai tempat yang nyaman untuk berbelanja dan makan siang. Namun demikian, rencana ini bukanlah tanpa hambatan. Timbul kekhawatiran bahwa jaringan 7-Eleven hanya akan berubah menjadi “neraka” bagi kelangsungan hidup para pedagang kecil. Hal ini sedikit banyak membuat 7-Eleven menjadi sorotan pengawasan dari instansi pemerintahan yang terkait sebagai bentuk akomodasi kepentingan dari pengusaha kecil di sektor tersebut. Tingkat persaingan yang tinggi juga menjadi kendala bagi 7-Eleven. Saat ini sudah cukup banyak convenience store yang mencoba membidik target yang sama. Menurut catatan saya, setidaknya sudah ada empat pesaing terdekat 7-Eleven di Jakarta, yaitu Indomaret, Alfamart, Alfa Midi, dan Circle K. Tanpa diferensiasi yang kuat, 7-Eleven hanya akan mampu meramaikan pasar yang sudah cukup ramai, dan sulit menjadi market leader. 

Direktur Keuangan PT Modern Internasional Tbk, Donny Sutanto mengaku, perseroan telah mempunyai ragam strategi untuk melibas kompetitor di bisnis convenience store, di antaranya Lawson, Indomart Point, Circle K dan lainnya.

"Kami tidak bisa menghentikan kompetisi, tapi kami tetap fokus kepada konsumen dan mengawasi mereka (kompetitor). Kami juga sudah menyiapkan inovasi di makanan cepat saji sebagai langkah menghadapi persaingan," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat (20/12/2013).


Emiten berkode MDRN ini, tambah Donny, akan melakukan sejumlah langkah pengembangan, meliputi, pengembangan format gerai baru dan inovasi memberikan variasi makanan serta minuman lebih banyak setelah 4 tahun beroperasi. Misalnya meluncurkan produk baru fresh noodle, penambangan lini produk ayam goreng, es krim, dan sebagainya.

"Ekspansi 96 gerai baru di tahun depan dengan format yang lebih kecil, termasuk di stasiun kereta api, apartemen, dan mal. Juga fokus menyelesaikan pembangunan gudang dan pabrik makanan untuk menunjang gerai-gerai baru itu,"

Selain  itu, perseroan pun akan mengembangkan pusat pelatihan guna mendukung rekrutmen dan pelatihan karyawan 7 Eleven, pengembangan infrastruktur teknologi serta melakukan pemasaran secara massif.

Langkah krusial lain, tambah Donny, perseroan telah melakukan penandatanganan kerja sama membuat satu perusahaan patungan (joint venture) dengan vendor makanan Jepang, Warabeya Nichiyo Co Ltd. Penandatanganan MoU sudah berlangsung 25 Okober lalu. Kini, dia bilang, tengah menyelesaikan JV agreement yang diharapkan bisa selesai pada akhir tahun depan.

"Kami akan alih fungsikan pabrik film dan kamera menjadi pabrik makanan dan minuman di Cakung seluas 5 hektare (ha). Pabrik ini akan memproduksi makanan dan minuman lokal mengadopsi dari keahlian Warabeya," terang dia.

Kerja sama dengan porsi kepemilikan saham 65% Modern Internasional dan Warabeya 35% dari total investasi itu, diharapkan mampu mendorong pengembangan produk makanan segar. Diikuti dengan penambahan variasi, peningkatan kualitas, perbaikan kemasan dan daya tahan dari makanan itu tanpa mengurangi kualitas.



Logo Seven Eleven












Tidak ada komentar:

Posting Komentar